SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
SISTEM INTERKONEKSI
FAKTOR-FAKTOR DALAMPEMBANGKITAN
SISTEM
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
2.
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
3.
KENDALA-KENDALA
•Beban Maksimum dan Beban Minimum Beban kurang dari 25% tidak
dikehendaki
•Kecepatan
Perubahan Beban Unit Pembangkit
•Aliran Daya dan
Profil Tegangan
•Jadwal Start-stop
Unit Pembangkit
•Tingkat Arus
Hubung Singkat
•Batas Stabilitas Sistem
4.
KENDALA-KENDALA
PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air)
•Waduk
harus dapat menyediakan air untuk keperluan irigasi dimusim kemarau.
•Waduk
harus dapat mengendalikan banjir dimusim hujan.
•Diwaktu musim hujan pengisian
waduk harus terkendali, dalam arti jangan sampai terjadi pelimpasan air yang
berlebihan sehingga membahayakan waduk.
•Di akhir musim
kemarau atau permulaan musim hujan tinggi air dalam waduk masih ndah agar dapat
menampung air dimusim hujan yang akan datang.
5.
KENDALA-KENDALA
PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
•Starting Time ( waktu yang diperlukan untuk men-start ) yang
relatif lama, bisa mencapai 6 sampai 8 jam apabila start dilakukan dalam
keadaan dingin.
•Perubahan daya
per satuan waktu (ΔMW per menit) yang terbatas, Kira-kira 5% per menit
KENDALA-KENDALA
PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi)
•Setiap naik
100m tegak lurus dari permukaan bumi, suhu turun rata – rata 1 derajat Celsius
dan sebaliknya suhu naik rata - rata 1 derajat celsius tiap turun 100m tegak lurus
dari permukaan Bumi.
•Jika
disekitar itu ada sumber magma (Gunung Berapi)/sumber panas Bumi maka kenaikan
suhu 1 derajat Celsius per 100m turun tidak berlaku lagi namun lebih ekstrim
kenaikan panas nya
6.
FAKTOR-FAKTOR PEMBANGKITAN
•Faktor
Beban
Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban
rata-rata untuk suatu selang waktu (misalnya satu hari atau satu bulan)
terhadap beban puncak tertinggi dalam selang waktu yang sama
Beban rata-rata
untuk suatu selang waktu adalah jumlah produksi kWh dalam selang waktu tersebut
dibagi dengan jumlah jam dari selang waktu tersebut
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = Beban rata – rata / beban puncak
• Faktor Kapasitas
Faktor kapasitas
sebuah unit pembangkit atau pusat listrik menggambarkan seberapa besar sebuah
unit pembangkit atau pusat listrik dimanfaatkan
Faktor
Kapasitas = Produksi satu tahun / Daya terpasang x 8,760
Faktor kapasitas
tahunan PLTU mencapai antara 60-80% karena adanya dioperasikan masa
pemeliharaan dan adanya gangguan atau kerusakan yang dialami oleh PLTU
tersebut.
Faktor kapasitas
tahunan PLTA berkisar antara 30-50%. Ini berkaitan dengan ketersediaannya air.
• Faktor
Utilisasi (Penggunaan)
• Forced
Outage Rate
Forced
outage rate adalah faktor yang menggambarkan sering tidaknya sebuah unit
pembangkit mengalami gangguan.
FOR tahunan unit PLTA sekitar
0,01. Sedangkan FOR tahunan untuk unit pembangkit termis sekitar 0,5 sampai
0,10
7.
OPERASI PEMBANGKITAN
Operasi pembangkitan, baik dalam sistem interkoneksi maupun
dalam sistem yang terisolir, memerlukan perencanaan pembangkitan terlebih
dahulu yang di antaranya adalah:
•Perencanaan
Operasi Unit-unit Pembangkit.
•Penyediaan
Bahan Bakar.
•Koordinasi
Pemeliharaan.
•Penyediaan Suku
Cadang.
•Dan lain-lain.
8.
SISTEM INTERKONEKSI
Sistem interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri
dari beberapa pusat listrik dan gardu induk (GI) yang diinterkoneksikan
(dihubungkan satu sama lain) melalui saluran transmisi dan melayani beban yang
ada pada seluruh Gardu Induk (GI).
9.
SISTEM TRANSMISI DAYA LISTRIK
•Saluran
Transmisi
•Gardu Induk
•Saluran Distribusi
10.
SALURAN TRANSMISI
Macam Saluran Udara yang ada di Sistem Ketenagalistrikan PLN
:
•Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV
•Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV
•Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV
Pembangunan SUTT / SUTET harus aman bagi lingkungan serta
sesuai dengan standar keamanan internasional, diantaranya:
•Ketinggian
kawat penghantar
•Penampang kawat
penghantar
•Daya isolasi
•Medan listrik
dan Medan magnet
•Desis corona
Jenis-jenis tower
Menurut bentuk konstruksinya jenis-jenis tower dibagi atas
macam 4 yaitu;
• Lattice tower
• Tubular steel
pole
• Concrete pole
• Wooden pole
11.
SISTEM DISTRIBUSI
Sistem Jaringan Distribusi (JTM)
Untuk meningkatkan keandalan distribusi tenaga listrik maka
dibangun sistem distribusi misalnya :
•Sistem radial
terbuka dimana sistem dilayani oleh satu out-going GI saja sehingga jika satu
JTM tersebut padam maka Gardu distribusi / beban TM juga padam / keandalan
terendah .
•Sistem Paralel
dimana dua out-going GI/JTM diparalel agar jika satu JTM terganggu gardu
Distribusi / beban TM dapat disuplai dari Out-going / JTM lain .
•Sistem Ring
dimana JTM disuplai dari dua out-going GI 20 kV dan terhubung satu sama lain.
Jika satu jalur JTM terganggu maka gardu distri busi / beban TM dapat dilayani
dari jalur lain.
•Sistem Spindel
dimana Jaringan distribusi dari suatu GI ke Gardu Hubung menggunakan beberapa
jaringan kabel tanah dan satu kabel express / Express Feeder sehingga jika satu
jalur distribusi terganggu maka gardu distribusi beban TM dapat dilayani oleh
jaringan yang lain .
•Sistem Cluster
mirip dengan sistem spindel dimana sistem ini tanpa Gardu Hubung (GH) dan cocok
untuk jaringan yang lebih pendek dan semua JTM dari GI tersambung oleh Express
Feeder serta beban TM / Gardu Distribusi tersambung pada JTM tersebut,
switching dapat dilakukan di sepanjang express Feeder .
•Sistem Fish Bone dimana suatu JTM disuplai oleh dua GI dan
dari JTM ke Gardu distribusi / percabangan terhubung dengan menggunakan PTS
(Pole Top Switch), Sistem ini lebih handal karena disupalai dari dua GI
Kendala
Kendala operasi pada distribusi tenaga listrik antara lain
jika menggunakan penghantar telanjang sering terganggu oleh ranting / daun /
dahan pohon dan jika menggunakan kabel biayanya mahal; oleh karena itu pada
lokasi tertentu yang sering mengalami gangguan digunakan SUTM penghantar ber
isolasi bukan kabel.
Sambungan Daya Listrik
Sambungan Daya Listrik untuk melayani konsumen ada dua macam
:
•Sambungan
Listrik Tegangan Menengah (SLTM). Sambungan ini khusus untuk melayani pelanggan
dengan daya ≥ 200 kVA
•Sambungan Listrik Tegangan Rendah (SLTR). Sambungan ini
khusus untuk melayani pelanggan dengan daya ≤ 200 kVA
Komentar
Posting Komentar